IHK Gabungan 7 Kota di Jabar Alami Kenaikan

Ilustrasi Statistik. (Foto: Istimewa)

KILASBANDUNGNEWS.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan rilis yang meliputi 6 materi yaitu Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)/Inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel, Ekspor Impor, Statistik Transportasi dan Angka Sementara Luas Panen & Produksi Padi 2020 di Jawa Barat.

Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, Oktober 2020, IHK gabungan tujuh kota di Jawa Barat mengalami kenaikan indeks dari bulan sebelumnya sebesar 105,82 menjadi 105,89 atau mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dimana kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,0605 persen.

“Komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi dan memberikan andil inflasi terbesar adalah cabe merah,” kata Dyah, live streaming melalui kanal Youtube, Senin (2/11/2020).

Menurut Dyah, dari 7 kota IHK di Jawa Barat seluruhnya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Kota Depok dan Kota Tasikmalaya masing-masing sebesar 0,14 persen sementara untuk inflasi terendah di Kota Cirebon dan Kota Bekasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

“NTP sebagai salah satu proxy indikator kesejahteraan petani di Jawa Barat pada Oktober 2020 sebesar 100,94 mengalami kenaikan sebesar 0,96% begitu pula Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 0,72% dengan capaian indeks sebesar 101,11,” ucapnya.

Sementara untuk subsektor yang mengalami kenaikan NTP maupun NTUP antara lain subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor peternakan dan subsektor perikanan,  sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan indeks.

Untuk perkembangan TPK hotel di Jawa Barat kondisi September 2020 sebesar 32,68%, mengalami penurunan 2,27 poin dibandingkan Agustus 2020. Menurut klasifikasi hotel, TPK hotel bintang sebesar 37,43% mengalami penurunan 3,39 poin. Sedangkan TPK hotel nonbintang sebesar 19,98% mengalami kenaikan 0,64 poin.

Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara tercatat melalui Bandara Husein Satranegara dan Pelabuhan Muarajati sebanyak 137 orang, naik 46,15 persen dibandingkan Agustus 2020.

Neraca perdagangan luar negeri Provinsi Jawa Barat pada September 2020 mengalami surplus sebesar USD 1,64 Miliar, dimana secara total, nilai ekspor Jawa Barat mencapai USD 2,32 Miliar sedangkan nilai impor mencapai USD 0,68 Miliar dan naik dibandingkan bulan sebelumnya, nilai ekspor Jawa Barat September 2020  mengalami kenaikan sebesar 8,36%, sementara impor mengalami kenaikan sebesar 0,79%.

Jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dari Jawa Barat pada September 2020 sebanyak 14,90 ribu orang, meningkat sebesar 133,88% dibandingkan bulan sebelumnya dengan bolume muat barang dan peti kemas angkutan laut domestik Jawa Barat mencapai 111,54 ribu ton, naik sebesar 29,26%, sebaliknya, muat barang dan peti kemas internasional mengalami penurunan 5,23%.

Sementara itu, volume keberangkatan penumpang kereta api Jawa Barat tercatat sebanyak 629,21 ribu orang atau turun 6,76% dibandingkan Agustus 2020. Volume barang yang diangkut kereta api juga mengalami penurunan sebesar 9,66%.

Untuk luas panen padi Jawa Barat tahun 2020 diperkirakan mencapai 1,61 juta hektar dengan potensi produksi padi sebanyak 9,21 juta ton (Angka Sementara). Jika dikonversikan menjadi beras, potensi produksi padi Jawa Barat tahun 2020 setara dengan 5,29 juta ton beras. Luas panen dan produksi padi/beras ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019. (Parno)