Gubernur Akui Masalah Ketimpangan Masih Terjadi di Jabar

Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil. (Foto: Istimewa)

Bandung – Berbagai program terus digulirkan oleh Pemerintah provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat di Jawa Barat sehingga terjadi pemerataan sesuai yang menjadi visi dan misi kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.

Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil mengatakan, masalah ketimpangan di sisi perekonomian di wilayah Jawa Barat masih terlihat dengan jelas akibat dari belum meratanya sektor ini.

“Masalah di Jawa Barat, dari semuanya kalau saya pilih satu yang menjadi prioritas adalah ketimpangan,” ucap Gubernur, dalam Peresmian Kantor Wilayah BNI Syariah Cabang Bandung, Selasa (14/11/2018).

Menurut Gubernur, wilayah Utara Jawa Barat dengan wilayah Selatan Jawa Barat terjadi ketimpangan sektor ekonomi yang terlalu besar. Di wilayah Jabar Selatan masih banyak masyarakat dengan tingkat perekonomian yang cukup rendah, termasuk ketimpangan kaya miskin.

“Yang kaya karena canggih, gaul bisa menterjemahkan menjadi peluang, di desa ga ada ilmu, ga ada yang ngasih peluang, ga ada yang ngasih teknologi sehingga jalan di tempat,” ucapnya.

Akibat kondisi tersebut menurut Gubernur, banyak warga yang ada di desa-desa berbondong bondong datang ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan sesuai yang diharapkannya dapat meningkatkan kesejahteraannya.

“Untuk menekan angka urbanisasi, maka desa harus mandiri, kalau bisa tidak boleh ada orang desa yang hijrah ke kota, gimana caranya? Dia harus punya pekerjaan,” tegasnya.

Gubernur menyatakan, jika di desa tidak ada pekerjaan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai negara akan hadir melalui berbagai program, salah satunya program satu desa satu perusahaan, sehingga masyarakat tidak perlu pergi ke kota besar hanya untuk mencari pekerjaan.

“Ada 5 ribu desa kita semangat bikin 5 ribuan perusahaan, apa yang dijual? Tentu potensi yang ada di desa, seperti pariwisata, pertanian atau produk makanan,” jelasnya. ***


Rep: Suparno Hadisaputro