BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2023 Tumbuh Positif

KILASBANDUNGNEWS.COM – Bank Indonesia mencatat perekonomian Jawa Barat tahun 2022 diprakirakan tumbuh pada rentang 5,1% – 5,9% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,74% (yoy).

Plt Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Bambang mengatakan, pertumbuhan ekonomi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat diperkirakan tumbuh positif meski lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

“Pertumbuhan Jabar 2023 rentang 5% – 6% (yoy) didukung oleh beberapa akselerator pertumbuhan, seperti proyek strategis infrastruktur energi di Wilayah Ciayumajakuning yaitu pembangunan pipa gas transmisi dan PLTU, pengembangan fasilitas Maintenance-Repair-Overhaul (MRO) dan pengembangan kawasan Aerocity, serta pembangunan infrastruktur konektivitas Jalan Lingkar Timur Selatan,” kata Bambang, dalam acara West Java Annual Meeting (WJAM) 2022 di Bandung, Senin (19/12/2022)

“Wilayah Priangan Timur yang perlu dikembangkan agar pembangunan sama dengan Jabar Utara dan Selatan seperti potensi perikanan dan maritim hingga proyek pendukung ketahanan pangan,” kata Bambang, dalam acara West Java Annual Meeting (WJAM) 2022 di Bandung, Senin (19/12/2022)

Bambang menyatakan, Bank Indonesia Jawa Barat telah merumuskan 8 (delapan) rekomendasi kebijakan dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi maupun memberikan landasan pijak untuk penguatan struktur ekonomi dan peningkatan efisiensi dalam jangka menengah panjang.

Rekomendasi tersebut, yaitu Pertama, mendorong realisasi fiskal pemerintah daerah salah satunya dengan memperpanjang realisasi bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat, tentunya yang didukung optimalisasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

Kedua, perlu terus mendorong kinerja ekspor, termasuk merealisasikan kerjasama bisnis dan investasi dengan meningkatkan intensitas kegiatan promosional melalui kunjungan misi dagang dan investasi ke negara calon investor atau mitra bisnis.

Ketiga, mendorong realisasi investasi melalui penggalian potensi investasi dan melengkapi dengan feasibility study yang diperlukan sehingga Jawa Barat memiliki berbagai outlet investasi baik di wilayah utara maupun selatan.

Keempat, meningkatkan kinerja industri domestik, termasuk pengembangan industri yang mampu menghasilkan produk subtitusi impor secara efisien guna merespon fragmentasi ekonomi global.

Kelima, mendukung kinerja UMKM, termasuk pengembangan pelaku UMKM agar memiliki kesiapan memenuhi kebutuhan domestik serta dapat memasok pasar ekspor melalui berbagai kegiatan peningkatan kapasitas dan pendampingan langsung.

Keenam, mendorong efisiensi logistik untuk meningkatkan daya saing melalui penurunan ongkos angkut barang dan biaya logistik, serta mengoptimalkan digitalisasi sistem logistik sebagai bagian dari strategi pengendalian inflasi daerah.

Ketujuh, melakukan optimalisasi dan sinergi digitalisasi ekonomi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi antara lain dengan melakukan integrasi data harga dan produksi pangan strategis secara realtime serta pemanfaatan teknologi digital dalam pertanian terintegrasi dan berbagai aspek kegiatan ekonomi.

Ke delapan, melanjutkan langkah-langkah koordinatif pengendalian inflasi melalui berbagai program yang bersifat struktural, seperti penguatan sisi produksi pangan dan hortikultura.

“Termasuk melalui pengembangan urban farming dengan memanfaatkan teknologi digital, perluasan kerja sama antar daerah (KAD); pengembangan ekosistem pangan terintegrasi dari hulu hingga hilir; dan peningkatan efisiensi logistik pangan melalui kerja sama dengan BUMN/BUMD terkait,”jelasnya

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, mengatakan, untuk mendukung optimisme pertumbuhan ekonomi Jabar 2023, perlu didukung oleh semua pihak termasuk digitalisasi, ekonomi hijau dan sumber energi baru terbarukan.

“Sinergi Pemprov Jabar dan BI Jabar serta semua stakeholders terkait, kedepan harus terus diperkuat, guna menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi,” kata Gubernur. (prn)