Batasi Penggunaan Gawai, Wali Kota Bandung Bakal Beri Anak Ayam Kampung Kepada Siswa SD

Wali Kota Bandung Oded M. Danial.

KILASBANDUNGNEWS.COM – Resah dengan fenomena maraknya anak penderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) akibat kecanduan bermain gawai, Pemerintah Kota Bandung akan merencanakan program pemeliharaan ayam kampung kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, program tersebut untuk mengurangi kecanduan anak terhadap gawai yang dapat mengganggu aktivitasnya sebagai seorang anak.

“Ke depan saya punya program untuk anak-anak sekolah SD dan SMP agar mereka tidak fokus ke gadget. Saya akan beri mereka untuk pelihara anak ayam kampung agar anak-anak memiliki kegiatan,” ujar Oded kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Senin (21/10/2019).

Lebih lanjut, Oded menjelaskan, secara teknis siswa ayam dibagikan kepada siswa untuk dipelihara di rumah masing-masing. Namun sebelum itu di terapkan, Pemkot Bandung akan terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada siswa cara memelihara anak ayam.

“Dengan kegiatan ekstra di rumah mengurangi mereka menggunakan gawai. Selain itu ada dimensi enterpreuneursip,” kata dia.

“Akan dicoba dulu sekitar 20-30 orang anak di 30 kecamatan. Kalau berhasil ke depan anak-anak akan diberi satu ekor ayam,” tambahnya.

Oded menambahkan, program tersebut direncanakan akan dimulai pada 2019. Selain itu, harga anak ayam satu ekor hanya Rp 7.500. Sedangkan jika dikalikan sebanyak 1.000 ekor hanya mencapai Rp 7.500.000.

“Ayam dari siswa nanti ditimbang mana yang besar dan akan dikasih sepeda. Kalau berhasil akan diberi tambahan mengurus polibag cabai,” kata dia.

Selain itu Oded mengimbau agar para orang tua khususnya di Kota Bandung membatasi anaknya dalam bermain gawai.

“Anak di bawah umur sebaiknya dibatasi bermain gawai. Karena gadget penuh dengan informasi perilaku masyarakat yang dewasa dan politik juga,” ujarnya.

Oded menjelaksan, penggunaan gawai untuk anak kecil memang memiliki nilai positif dan negatif. Dampak positifnya, kata dia, anak bisa lebih cepat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun, di sisi lain banyak juga informasi negatif seperti berita hoaks dalam dunia maya.

“Ini memang yang paling berat buat anak-anak kita bahkan anak sd sekalipun sekarang sudah pandai mengoprasikan gawai, beda dengan saya dulu,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, dikatakan Oded, orang tua sudah selayaknya bisa mengawasi penggunaan gawai kepada anak-anaknya. Hal tersebut dimaksudkan untuk membentengi anak membuka situs-situs dewasa yang tidak layak untuk dikonsumsi anak.***