Banyak Didukung, Kota Bandung Optimis PTM Terlaksana

Caption: Sebanyak 800 Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) mengikuti vaksinasi Covid-19 di RS Advent, Jln. Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (21/4/ 2021). (Foto: Humas Pemkot Bandung)

KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung optimistis dapat menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli mendatang. Hal itu mengingat dukungan dari pelbagai pihak, tanpa terkecuali dari lembaga swasta guna mengakselerasi vaksinasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).

Seperti vaksinasi bagi PTK di Kecamatan Coblong yang diselenggarakan di Rumah Sakit Advent Bandung. Sebanyak 800 PTK mengikuti vaksinasi di RS Advent.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana sangat bersyukur karena Pemkot Bandung mendapat banyak dukugan untuk kelancaran proses vaksinasi bagi tenaga PTK.

“Ini semakin memberi keyakinan kepada kami bahwa proses vaksinasi tenaga pendidik di Kota Bandung bisa sesuai target,” katanya usai meninjau vaksinasi PTK di RS Advent Bandung, Rabu (21/4/2021).

“Sehingga harapannya bulan Juli, PTM di Kota Bandung relatif siap. Karena buat kami, vaksinasi tenaga pendidik termasuk yang utama,” imbuhnya.

Yana mengapresiasi dan berterima kasih kepada setiap pihak yang turut mendukung kelancaran vaksinasi bagi PTK. Sehingga, persiapan menggelar PTM pada Juli mendatang semakin matang.

“Itu salah satu fasilitas kesehatan milik swasta yang memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia bagus. Jadi saya pikir di mana pun fasilitas tempat pelaksanaan vaksinasi tenaga pendidik ini kami merasa sangat terbantu,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur RS Advet Bandung, Alvin Rantung menilai kedatangan Wakil Wali Kota Bandung menjadi wujud perhatian besar terhadap para tenaga kesehatan dalam rangka memerangi pandemi Covid-19.

Alvin menegaskan, langkah wakil wali kota terjun langsung ke lapangan menjadi bukti nyata konsep kolaborasi. Terlebih dalam penanganan Covid-19 ini memerlukan banyak peran.

“Pak Wakil memberikan kita kekuatan. Bahwa untuk mengendalikan hal ini perlu kebersamaan dan pengendalian. Khususnya di bulan puasa. Dan musuh paling besar adalah diri kita sendiri, yakni untuk mematuhi protokol kesehatan,” terangnya. (rls)