ASN Kota Bandung Didorong Jadi Pribadi Bersungguh-Sungguh

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial bersama Pembina Pondok Pesantren Daarut Tauhid, K. H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) saat Pendidikan dan Latihan Peningkatan Integritas dan Spiritual ASN Pemkot Bandung menuju baik dan kuat (BAKU) di Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Jalan Gegerkalong Girang, Kota Bandung, Kamis (28/3/2019).

Bandung – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Bandung untuk menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh. Bukan sebaliknya, pribadi yang bermalas-malasan terutama dalam melayani masyarakat.

Oded menyampaikan hal itu saat Pendidikan dan Latihan Peningkatan Integritas dan Spiritual ASN Pemkot Bandung menuju baik dan kuat (BAKU) di Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Jalan Gegerkalong Girang, Kota Bandung, Kamis (28/3/2019).

“Tantangan dalam membangun Bandung ke depan itu semakin besar. Mari kita menjadi pelayan publik yang lebih baik, yang bersungguh-sungguh, bukan yang bermalas-malasan,” pinta Mang Oded, sapaan akrabnya.

Mang Oded mengatakan Islam menegaskan tidak semua orang beriman bisa mendapatkan surga. Sebab orang beriman juga ada yang bermalas-malasan yang sama sekali berbeda dengan orang beriman yang bersungguh-sungguh.

“Ujungnya kalau mukmin (orang beriman) malas-malasan akan bisa dimasukkan ke neraka,” katanya.

Program BAKU merupakan buah dari kerja sama antara Pemkot Bandung dengan Pondok Pesantren Daarut Tauhid. Kegiatan ini bertujuan agar ASN Pemkot Bandung bisa mempersiapkan diri menjadi mukmin bersungguh-sungguh.

“Harapannya ASN Pemkot Bandung bisa lebih dulu memberikan keteladanan dalam hal manajemen kepemimpinan. Berprinsip pada berlomba melakukan banyak kebaikan. Ikuti acara sampai akhir walaupun mungkin banyak godaan-godaan,” harap Mang Oded seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.

Dalam kesempatan yang sama, Pembina Pondok Pesantren Daarut Tauhid, K. H. Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym mengatakan, kalau orang dikehendaki baik itu memiliki ciri, diberikan kemudahan dalam memahami kebenaran. Terpenting dari hidup bukan diberi jabatan, akan tetapi memahami bahwa ada ancaman mebahayakan yakni perilaku diri sendiri.

“Yang lebih membahayakan adalah perilaku diri sendiri bukan kejelekan orang lain. Tapi kita sering lupa malah lebih banyak mengingat sebaliknya. Maka dari itu, ‘goals’ terpenting acara BAKU ini adalah menemukan ancaman dari diri sendiri. Karena banyak yang jatuh karena sibuk melihat orang lain tetapi lalai terhadap ancaman diri sendiri,” tuturnya.***