Antisipasi KAI Daop 2 Hadapi Musim Penghujan

KILASBANDUNGNEWS.COM – Memasuki musim penghujan, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Bandung mewaspadai titik-titik rawan amblesan, longsoran maupun banjir selama musim penghujan.

Menurut Humas PT KAI Daop 2, Noxy Citrea, untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada musim hujan pihaknya telah siaga 24 jam di beberapa lokasi untuk antisipasi terhadap gangguan perjalanan kereta api.

“Untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada musim hujan ini, PT KAI Daop 2 telah siaga 24 jam di beberapa lokasi untuk antisipasi terhadap gangguan perjalanan kereta api,” ucap Noxy, Sabtu (28/11/2020).

Noxy mengatakan, pihaknya telah menyiapkan Petugas Daerah Rawan (PDR) dan flying gank berjumlah 250 petugas untu memantau secara intensif dan menangani daerah rawan bencana guna memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi operasional kereta api serta Petugas Pemeriksa Jalan yang berjalan kaki atau berkendara di atas rel dari stasiun satu ke stasiun.

“Di titik rawan dijaga oleh PDR) dan flying gank (regu siaga) yang tugasnya memantau secara intensif dan menangani daerah tersebut selama 24 jam guna memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi operasional kereta api. Flying gank disigakan untuk bertindak cepat menangani gangguan di lintas,” katanya.

Noxy menyatakan, selain penyiapkan petugas, pihaknya juga telah menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) guna mempercepat penanganan jika terjadi bencana alam yg mengganggu perjalanan.

“Amus ditempatkan di 4 lokasi yang mudah terjangkau seperti di Stasiun Purwakarta, Padalarang, Tasikmalaya dan Banjar. Amus berupa batu balas/kricak, bantalan rel, pasir dan sebagainya  yang berguna apabila ada rintang jalan yang mengganggu operasional kereta api,” tuturnya.

Berdasarkan data di Daop 2 Bandung terdapat 44 titik daerah rawan yang semuanya dijaga 24 jam, daerah yang rawan bencana banjir diantaranya di Cicalengka dan Rancaekek, untuk daerah yang rawan longsor dan amblas ada di daerah pegunungan, ke arah timur seperti daerah Nagrek, Cipeundeuy hingga Tasikmalaya sedangkan daerah rawan longsor ke arah barat seperti di lintas antara Purwakarta – Ciganea. (Parno)