Anak dan Cucu BUMN Terlalu Rakus, Pengusaha ‘Menjerit’

KILASBANDUNGNEWS.COM – Pengusaha rupanya sudah lama mengeluhkan banyaknya anak, cucu hingga cicit Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pasalnya, kepanjangan tangan dari perusahaan pelat merah itu ‘mengambil jatah’ swasta.

Pengusaha swasta kewalahan bila harus bersaing dengan perusahaan milik negara ditambah anak hingga cicit yang didirikan perusahaan pelat merah. Kondisi tersebut memberikan dampak negatif buat keberlangsungan bisnis mereka.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani bahkan heran anak cicit BUMN punya bisnis seragam hingga jualan roti.

“Mereka (BUMN) banyak membikin bukan cucu, (tapi) sampai cicit yang bisa dikerjakan oleh pengusaha, UMKM, seperti contohnya perusahaan BUMN yang bikin seragam, cicitnya. Kemudian ada yang bikin pabrik roti,” katanya seperti dilansir Detikcom, Minggu (15/12/2019).

Tak sampai di situ, jasa wrapping atau membungkus koper di bandara pun dikerjakan oleh anak atau cicit BUMN. Dirinya pun mengetahui hal tersebut karena pelaku UMKM mengadukan kondisi tersebut ke Kadin.

“Itu kan bisa dikerjakan oleh UMKM di daerah. Saya tahu soalnya UMKM daerah ngomong ke saya juga,” sebutnya.

Dia mengaku sudah menyuarakan masalah di atas kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 3 tahun lalu.

“Saya masih ingat Kadin yang menyuarakan ini kepada Bapak Presiden di 2016 akhir. Sudah tiga tahun lalu yang nyatakan bahwa ini BUMN yang jumlahnya memang 150, tapi anak perusahaannya menjadi 900, dan ini benar-benar banyak mengambil porsi pengusaha bahkan UMKM,” tambahnya.

Benarkah swasta jadi sulit bersaing?

Rosan menyebut keroyokan BUMN hingga cicit perusahaannya secara tidak langsung mengambil kesempatan pengusaha swasta hingga UMKM.

“Ini benar-benar banyak mengambil porsi pengusaha bahkan UMKM,” kata Rosan.

“Kalau kita lihat kan kalau swasta disuruh berkompetisi dengan BUMN, apalagi UMKM ya pasti kalah lah,” sebut Rosan.

Kondisi itu bakal mempengaruhi secara negatif pendapatan pengusaha maupun UMKM. Partisipasi mereka dalam perekonomian pun berkurang.

“Dampaknya yang sudah pasti kan banyak mengambil porsi dari pengusaha atau UMKM sehingga dampaknya ke pendapatan UMKM. Akibatnya dampak kepada ekonominya, dampak partisipasi pihak swasta ini menjadi lebih turun,” jelasnya.

Dia menilai jika anak hingga cicit BUMN semakin banyak akan membuat iklim usaha menjadi tidak sehat. Dia pun menyarankan proyek yang bisa dikerjakan oleh swasta biar dikerjakan mereka.

Apa kata pengusaha setelah pembentukan anak usaha BUMN dibatasi?

Pengusaha menilai keputusan Menteri BUMN Erick Thohir tepat dalam memperketat perizinan pembentukan anak, cucu sampai cicit perusahaan pelat merah. Pasalnya BUMN yang beranak-pinak ini memukul pengusaha swasta hingga UMKM.

“Saya melihatnya itu suatu keputusan yang tepat ya dari Menteri BUMN,” kata Rosan.

Ada dua manfaat yang bakal dirasakan pengusaha swasta jika anak hingga cicit BUMN dibatasi keberadaannya. Intinya itu akan memberi kesempatan lebih luas untuk dunia usaha dari sektor swasta.

“Ya pertama tentunya ruang gerak swasta yang terambil oleh anak usaha BUMN bisa kembali lah ke swasta dan UMKM. Itu kan memberikan sinyal yang positif gitu. Itu pertama. Kedua tentunya kita mempunyai harapan yang sama juga yang bisa dikerjakan oleh swasta ya sudah dikerjakan swasta,” sebutnya.

Dia menyarankan Erick untuk menertibkan anak hingga cicit BUMN yang melenceng dari bisnis utama (core business) induknya.

“Ya memang harus dipilah-pilah, harus dilihat satu-satu nih memang. Dan menurut saya kalau yang keluar dari core bisnisnya ya harus dirapikan,” tambahnya.***